11/11/11

IDRUS TINTIN - Budayawan dan Seniman RIAU

Idrus Tintin
             kita teringat dia
10.11.1932 - 14.07.2003



Kamis malam tgl 10.11.2011 tepat jam 20.00 wib, penulis hadir digedung dengan nama Beliau, naik tangga didepan gedung menuju ruangan acara dipersilahkan masuk juga sempat bersalaman dengan Ayah Al Azhar dengan beberapa orang Budayawan Riau temannya didepan pintu masuk acara.


Acara Malam Apresiasi Idrus Tintin untuk mengenang Beliau "Sang Burung Waktu" yang diberikan Penghargaan Bintang Budaya Parama Dharma yang paling tinggi dibidang Seni dan Budaya oleh Negara yang diberikan langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara Jakarta tepatnya pada hari Selasa tanggal 8.10.2011. yang diterima pihak keluarga Beliau yang diwakilkan oleh putrinya, Multi Tintin. Putri Beliau pada malam acara pada saat kata sambutan menceritakan prosesnya dan sempat terdiam dengan menahan airmata mengenang Beliau, betapa Bangganya pihak keluarga waktu Beliau masih hidup maupun sekarang telah tiada.


Tampak hadir Kadisbudpar Riau RM Yamin, Dr (CH) Tenas Effendy, Rida K Liamsi, Armawi KH, OK Nizami Jamil, Al Azhar, Taufik Ikram Jamil, Eddy Akhmad RM, Herman Rante dan masih banyak lainnya. Tempat duduk terisi penuh dan banyak yang berdiri dibelakang juga dipintu masuk. 


Acara dibuka dengan Do'a dari seluruh yang hadir untuk Beliau, kemudian sebuah syair yang dimainkan oleh  Bandar Serai Orchestra(BSO)

ANJUNG SENI IDRUS TINTIN
BANDAR SENI RAJA ALI HAJI (BANDAR SERAI)
PURNA MTQ - Pekanbaru(RIAU)

Beberapa  Sajak dari Buku Beliau
Jelajah Cakrawala
Seratus Lima Belas Sajak
Idrus Tintin


ANAK

ketika engkau tersedak
dalam buaian
aku kecilkan suara radio
yang sedang mengalunkan
lagu pe ramli yang paling kusuka
Engkau laksana bulan
(tertatih waktu
 melangkah gamang
 seperti kanak-kanak yang baru saja
 belajar berjalan)

ketika engkau sakit campak
aku dan ibumu
tak tidur-tidur
tersengguk melawan kantuk
semalam suntuk
(melenggang waktu
 gemelai seperti dalam
 tari)

ketika engkau diwisuda
aku datang ke upacara itu
dengan kursi roda
ibumu yang mendorongnya
(bergerak laju waktu
 tak sempat lagi
 aku menghitungnya)

ketika engkau mengedikkan dada
pamerkan bintang jasa
barangkali aku sudah tidak disini lagi
(melintas waktu seperti kilas
 kilat dilangit malam)



PESAN SEORANG AYAH PADA ANAKNYA

:Anakku!
     Diam dan tenang adalah pemberian
     Ribut dan badai tanda kehadiran sesuatu
     yang baru sesudahnya adalah kedamaian

:Anakku!
     Mengembaralah jauh-jauh
     ke hutan hatimu
     ke laut-laut hatimu
     ke langit-langit hatimu
     Di kedalaman yang pepat rerahasia
     kebahagian itu menggumpal
     di ujung kakimu

:Anakku!
     Kebahagian itu rerahasia
     yang menggumpal di ujung kakimu



KUMPULAN ASAP YANG MENYALA

Malu bertanya sesat di jalan
Benar
Tak salah satu aksara pun.
Tanyakanlah!
Bilakah kalian berhenti menabung uang dan emas
untuk membeli kesesatan dan dengki
menyebar cemas
memupus orang-orang beriman.
Tanyakan!!!
Bilakah kalian berhenti menyunglap dusta
menjadi kebenaran.
Membersihkan diri paling bersih.
Mengapa harus dengki.
Tanyakanlah!
Sudahkah mereka tahu tentang neraka jahannam
Teramat panas apinya
Teramat pedih siksanya.
Allah sesungguhnya tidaklah penganiaya
Dan telah diturunkan Nya Al Qur'an, Kenabian dan 
Kemenangan.
Malu bertanya sesat di-jalan
Bagi kita yang telah mengumpulkan
asap yang menyala.
Allah cuma, Maha bersih.


wasallam,

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...