12/14/12

13 Kunci Marketing 2013 ala Hermawan Kartajaya [MarkPlus,Inc.]

Hermawan Kartajaya
13 Kunci Marketing 2013

Konsep marketing terus berkembang dari waktu ke waktu. Globalisasi dan pesatnya perkembangan teknologipun mengharuskan perusahaan memiliki strategi marketing yang jitu. Untuk tahun depan, guru marketing Hermawan Kartajaya membeberkannya dalam tahunan marketing event terbesar di Asia Tenggara. Yakni MarkPlus Conference 2013 yang mengusung tema "Marketing: Into Innovation and Technology. The World is Shaking, Indonesia is Standing. How about You?"

"Ada 13 kunci yang harus diperhatikan semua marketer, saya menyebutnya game changer [pengubah permainan]," kata Hermawan. "Dengan memahami ini, marketing akan berhasil," imbuhnya. "Apa saja itu?"

Pertama, Connectivityo [konektivitas].
Menurut dia, konektivitas merupakan kunci bagi seorang marketer untuk memperkenalkan produknya. Dia menyebut Duta Besar RI untuk Amerika Serikat [AS] Dino Patti Djalal sebagai contoh sukses marketer yang meng-connect-kan warga Indonesia di AS melalui Konggres Diaspora Indonesia 2012 di Los Angeles-AS, Juli lalu.

Kedua, Community [komunitas].
Hermawan mengatakan, semua marketer harus paham bahwa customer bukanlah manusia individual, melainkan makhluk sosial. "Karena itu, bentuklah komunitas atau masuklah ke komunitas," katanya.

Ketiga, Confirmation [konfirmasi].
Dia menyebut, setiap kegiatan marketing harus bisa dikonfirmasi. Dia mencontohkan, kegiatan Jokowi ketika kampanye Pilgub DKI Jakarta yang blusukan kekampung-kampung, baru bisa terkonfirmasi ketika mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Sebaliknya, ketika strategi itu tidak mendapat tanggapan positif, itu berarti strateginya salah.

Keempat, Clarification [klarifikasi].
Menurut dia, setiap proses marketing harus bisa diklarifikasi kebenarannya atau bisa diaplikasikan dilapangan. Misalnya, Daihatsu yang mengampanyekan slogan "Daihatsu Sahabatku". Ketika pelayanan terhadap customer membaik, marketing bisa dikatakan berhasil.

Kelima, Codification [kodifikasi].
Hermawan mengatakan, marketer harus bisa menciptakan identitas produk yang spesial dan menjadi ikon. Dicontohkan, Hotel Santika yang kental ciri Indonesianya, demikian pula Garuda Indonesia yang menjadi ikon Indonesia.

Keenam, Co-creation.
Menurut Hermawan, marketer harus bisa membuka kesempatan bagi customer untuk eksis dan berkreasi. Misalnya Kompasiana yang memberi kesempatan pembaca untuk bisa untuk menyumbangkan artikel.

Ketujuh, Currency [mata uang].
Konsep harga harus seperti mata uang yang bisa naik turun. Contohnya, konsep bisnis Tune Hotels yang bertarif murah. "Tapi kalau mau pakai AC[pendingin], televisi, tambah bayar, jadi konsumen bisa menyesuaikan produk yang ingin didapat sesuai dengan kemampuannya." ujarnya.

Kedelapan, Communal Activation [aktivasi komunitas].
Kata dia, sangat penting untuk memberikan kesempatan pasar untuk terlibat dalam komunitas. Misalnya, strategi operator seluler XL yang menurunkan harga sehingga membuat banyak orang bisa menjangkau telepon seluler.

Kesembilan, Conversation [obrolan].
Customer kini bukan lagi kelompok yang suka dihujani dengan promosi, tapi kelompok yang suka diajak ngobrol dan berbagi informasi. Contohnya, sukses BNI dengan akun twitter-nya.

Kesepuluh, Commercialization [komersialisasi].
Konsep ini mirip dengan prinsip friendship atau persahabatan. Artinya, sebuah produk harus bisa menjalin hubungan saling menguntungkan dengan customer. Contohnya mesin pencari Google. "Kita untung karena bisa akses gratis, Google untung karena dapat iklan", ucapnya.

Kesebelas, Character [karakter].
Produk yang sukses adalah yang berkarakter dan karakter tersebut tertanam dalam benak customer.

Keduabelas, Care [perhatian].
Menurut dia, perusahaan harus bisa menunjukkan perhatian pada customer-nya. "Contohnya KAI [Kereta Api Indonesia] yang menyediakan gerbong khusus perempuan. Ini terobosan yang layak diapresiasi," ujarnya.

Ketigabelas, Collaboration [kolaborasi].
Disini, perusahaan harus bisa mengindentifikasi peluang kolaborasi dengan pihak lain untuk meningkatkan layanan bagi customer. "Misalnya Garuda yang berkolaborasi dengan imigrasi yang memudahkan penumpang untuk proses immigrasion on board," katanya. 

Selain ke-13 kunci tersebut, tren marketing ke depan harus bisa menyasar tiga target utama. Yakni Youth [anak muda], Women [perempuan] dan Netizen [pengguna internet]. "Sebab, inilah pasar terbesar, inilah pasar masa depan," ujarnya.

Hermawan menyebut, strategi Azrul Ananda di Jawa Pos dengan rubrik Deteksi merupakan kisah sukses perusahaan yang membidik pasar anak muda.
"Jika sampai produk Anda disukai orangtua tapi dibenci anak muda, maka tak lama lagi akan habis," katanya.

Kelompok Women, sambung dia, makin signifikan. Setengah bercanda, dia menyebut akronim SUAMI dengan Semua Uangmu Adalah Milik Istrimu.
"Perempuan adalah CFO[Chief Financial Officer atau direktur keuangan] keluarga. Perempuanlah yang sering menentukan produk apa yang akan dibeli," ucapnya.

Terakhir, pasar signifikan selanjutnya adalah Netizen. Penetrasi internet membuat jumlah pengguna makin membesar. Karena itu, sebuah produk harus bisa mendekati komunitas netizen. "Ingat, jangan sampai produk Anda dimusuhi netizen. Jika itu terjadi, maka Anda akan dihajar habis-habisan lewat sosial media," ujarnya.
[owi/jppn/ila]
Sumber: Riau Pos, Jumat 14.12.2012 

12/13/12

FATWA MUI Tentang Perdagangan VALAS



FATWA MUI TENTANG PERDAGANGAN VALAS

Fatwa Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia no: 28/DSN-MUI/III/2002, tentang Jual Beli Mata Uang (Al-Sharf).

MENIMBANG :

1. Bahwa dalam sejumlah kegiatan untuk memenuhi berbagai keperluan, seringkali diperlukan transaksi jual-beli mata uang (al-sharf), baik antar mata uang sejenis maupun antar mata uang berlainan jenis.

2. Bahwa dalam ‘urf tijari (tradisi perdagangan) transaksi jual beli mata uang dikenal beberapa bentuk transaksi yang status hukumnya dalam pandang ajaran Islam berbeda antara satu bentuk dengan bentuk lain.

3. Bahwa agar kegiatan transaksi tersebut dilakukan sesuai dengan ajaran Islam, DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang al-Sharf untuk dijadikan pedoman

MENGINGAT :
• “Firman Allah, QS. Al-Baqarah[2]:275: “…Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…”
• “Hadis nabi riwayat al-Baihaqi dan Ibnu Majah dari Abu Sa’id al-Khudri : Rasulullah SAW bersabda, ‘Sesungguhnya jual beli itu hanya boleh dilakukan atas dasar kerelaan (antara kedua belah pihak)’ (HR. al-baihaqi dan Ibnu Majah, dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban).
• “Hadis Nabi Riwayat Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i, dan Ibn Majah, dengan teks Muslim dari ‘Ubadah bin Shamit, Nabi s.a.w bersabda: “(Juallah) emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum , sya’ir dengan sya’ir, kurma dengan kurma, dan garam dengan garam (dengan syarat harus) sama dan sejenis serta secara tunai. Jika jenisnya berbeda, juallah sekehendakmu jika dilakukan secara tunai.”
• “Hadis Nabi riwayat Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Daud, Ibnu Majah, dan Ahmad, dari Umar bin Khattab, Nabi s.a.w bersabda: “(Jual-beli) emas dengan perak adalah riba kecuali (dilakukan) secara tunai.”
• “Hadis Nabi riwayat Muslim dari Abu Sa’id al-Khudri, Nabi s.a.w bersabda: Janganlah kamu menjual emas dengan emas kecuali sama (nilainya) dan janganlah menambahkan sebagian atas sebagian yang lain; janganlah menjual perak dengan perak kecuali sama (nilainya) dan janganlah menambahkan sebagaian atas sebagian yang lain; dan janganlah menjual emas dan perak tersebut yang tidak tunai dengan yang tunai.
• “Hadis Nabi riwayat Muslim dari Bara’ bin ‘Azib dan Zaid bin Arqam : Rasulullah saw melarang menjual perak dengan emas secara piutang (tidak tunai).
• “Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari Amr bin Auf : Perjanjian dapat dilakukan di antara kaum muslimin, kecuali perjanjian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.”

MEMPERHATIKAN :
1. Surat dari pimpinah Unit Usaha Syariah Bank BNI no. UUS/2/878
2. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari’ah Nasional pada Hari Kamis, tanggal 14 Muharram 1423H/ 28 Maret 2002.

MEMUTUSKAN
Dewan Syari’ah Nasional Menetapkan : FATWA TENTANG JUAL BELI MATA UANG (AL-SHARF).

Pertama : Ketentuan Umum

Transaksi jual beli mata uang pada prinsipnya boleh dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Tidak untuk spekulasi (untung-untungan).
2. Ada kebutuhan transaksi atau untuk berjaga-jaga (simpanan).
3. Apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang sejenis maka nilainya harus sama dan secara tunai (at-taqabudh).
4. Apabila berlainan jenis maka harus dilakukan dengan nilai tukar (kurs) yang berlaku pada saat transaksi dan secara tunai.

Kedua : Jenis-jenis transaksi Valuta Asing

1. Transaksi SPOT, yaitu transaksi pembelian dan penjualan valuta asing untuk penyerahan pada saat itu (over the counter) atau penyelesaiannya paling lambat dalam jangka waktu dua hari. Hukumnya adalah boleh, karena dianggap tunai, sedangkan waktu dua hari dianggap sebagai proses penyelesaian yang tidak bisa dihindari dan merupakan transaksi internasional.

2. Transaksi FORWARD, yaitu transaksi pembelian dan penjualan valas yang nilainya ditetapkan pada saat sekarang dan diberlakukan untuk waktu yang akan datang, antara 2×24 jam sampai dengan satu tahun. Hukumnya adalah haram, karena harga yang digunakan adalah harga yang diperjanjikan (muwa’adah) dan penyerahannya dilakukan di kemudian hari, padahal harga pada waktu penyerahan tersebut belum tentu sama dengan nilai yang disepakati, kecuali dilakukan dalam bentuk forward agreement untuk kebutuhan yang tidak dapat dihindari (lil hajah).

3. Transaksi SWAP yaitu suatu kontrak pembelian atau penjualan valas dengan harga spot yang dikombinasikan dengan pembelian antara penjualan valas yang sama dengan harga forward. Hukumnya haram, karena mengandung unsur maisir (spekulasi).

4. Transaksi OPTION yaitu kontrak untuk memperoleh hak dalam rangka membeli atau hak untuk menjual yang tidak harus dilakukan atas sejumlah unit valuta asing pada harga dan jangka waktu atau tanggal akhir tertentu. Hukumnya haram, karena mengandung unsur maisir (spekulasi).

Ketiga : Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jakarta

Tanggal : 14 Muharram 1423 H / 28 Maret 2002 M

DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

Sumber:  www.mui.or.id

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI [99/BAPEBTI/PER/11/2012]

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN
BERJANGKA KOMODITI
NOMOR: 99/BAPEBTI/PER/11/2012

TENTANG
PENERIMAAN NASABAH
SECARA ELEKTRONIK ON-LINE DI BIDANG PERDAGANGAN
BERJANGKA KOMODITI

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN
BERJANGKA KOMODITI TENTANG PENERIMAAN NASABAH
SECARA ELEKTRONIK ON-LINE DI BIDANG PERDAGANGAN
BERJANGKA KOMODITI.

Pasal 1

(1) Penerimaan Nasabah secara elektronik on-line adalah suatu
proses yang meliputi pemahaman dan pengisian aplikasi
pembukaan rekening transaksi, Pernyataan Adanya Resiko,
Perjanjian Pemberian Amanat, dan pernyataan telah melakukan
simulasi Perdagangan Berjangka dan peraturan perdagangan
(trading rules) yang kesemuanya dilakukan secara elektronik.

(2) Penerimaan Nasabah secara elektronik on-line hanya dapat
dilakukan oleh Pialang Berjangka yang memiliki sistem aplikasi
penerimaan Nasabah secara elektronik on-line dan telah
mendapat Penetapan dari Bappebti.

(3) Sistem aplikasi penerimaan Nasabah secara elektronik on-line

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib memuat paling
sedikit fitur-fitur sebagai berikut:
a. kelayakan Nasabah;
b. Perjanjian Pemberian Amanat;
c. peraturan perdagangan (trading rules), termasuk seluruh
biaya yang dipungut;
d. profil perusahaan;
e. profil Nasabah;
f. Dokumen Pemberitahuan Adanya Risiko;
g. fasilitas simulasi transaksi Perdagangan Berjangka 
(demoNasabah);
h. sarana promosi;
i. Rekening Terpisah (Segregated Account);
j. Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau
Kontrak Derivatif lainnya yang diperdagangkan;
k. verifikasi kelengkapan persyaratan penerimaan Nasabah;
l. bukti konfirmasi penerimaan Nasabah; dan
m. sarana penyelesaian perselisihan.

Pasal 2

(1) Permohonan untuk mendapatkan Penetapan sebagai Pialang
Berjangka yang melaksanakan kegiatan penerimaan Nasabah
secara elektronik on-line diajukan kepada Bappebti dengan
menggunakan Formulir Nomor III.PRO.65 dilengkapi dengan
dokumen-dokumen sebagaimana dipersyaratkan dalam
Formulir Nomor III.PRO.65.A sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Peraturan ini.

(2) Bappebti melakukan penelitian atas keabsahan dokumen sesuai
dengan aslinya dan penilaian dokumen sebagaimana dimaksud
pada ayat (1).

(3) Bappebti melakukan pemeriksaan sistem aplikasi penerimaan
Nasabah secara elektronik on-line di kantor Pialang Berjangka
serta membuat berita acara pemeriksaan dengan menggunakan
Formulir Nomor III.PRO.66 sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Peraturan ini.

(4) Bappebti memberikan penetapan atau penolakan atas
permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) paling lambat
25 (dua puluh lima) hari kerja setelah kelengkapan persyaratan
dipenuhi.

(5) Bappebti memberikan penetapan atas permohonan untuk
melaksanakan penerimaan Nasabah secara elektronik on-line
kepada Pialang Berjangka dengan menggunakan Formulir
Nomor III.PRO.67 sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Peraturan ini.

(6) Bappebti menyampaikan penolakan atas permohonan untuk
melaksanakan penerimaan Nasabah secara elektronik on-line
kepada Pialang Berjangka dengan menggunakan Formulir
Nomor III.PRO.68 sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Peraturan ini.

Pasal 3

(1) Pialang Berjangka hanya dapat menerima calon Nasabah secara
elektronik on-line setelah calon Nasabah yang bersangkutan
menerima dan menyetujui isi Dokumen Perjanjian Pemberian
Amanat, Dokumen Pernyataan Adanya Resiko, pilihan tempat
penyelesaian perselisihan, peraturan perdagangan (trading
rules), Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah dan/atau
Kontrak Derivatif lainnya yang diperdagangkan, dan peraturan
dan tata tertib sistem perdagangan elektronik on-line.

(2) Sistem aplikasi penerimaan Nasabah secara elektronik on-line
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (3) harus dapat
memverifikasi:
a. bahwa Nasabah merupakan Nasabah yang layak secara
finansial;
b. bahwa Nasabah bukan merupakan Nasabah yang dilarang
menurut ketentuan Peraturan Perundang-Undangan;
c. bahwa Nasabah merupakan Nasabah yang memiliki
kemampuan dalam melaksanakan transaksi yang
dibuktikan dengan:
1) pernyataan lulus melakukan simulasi yang diberikan
setelah calon Nasabah atau Nasabah diberikan
kesempatan melakukan simulasi transaksi; atau
2) surat pernyataan yang menyatakan bahwa Nasabah
telah berpengalaman melaksanakan transaksi dalam
Perdagangan Berjangka Komoditi;
d. bahwa Nasabah telah membaca, memahami, dan
menyetujui seluruh isi Perjanjian Pemberian Amanat
Nasabah;
e. bahwa Nasabah telah membaca, memahami, dan
menyetujui seluruh isi Dokumen Pemberitahuan Adanya
Resiko;
f. bahwa Nasabah telah membaca dan memahami Kontrak
Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak
Derivatif lainnya yang akan ditransaksikan;
g. bahwa Nasabah telah membaca dan memahami peraturan
perdagangan (trading rules) termasuk mekanisme transaksi
dan seluruh biaya yang terkait dengan pelaksanaan
transaksi;
h. bahwa Nasabah telah membaca dan memahami peraturan
dan tata tertib sistem perdagangan elektronik on-line;
i. bahwa Nasabah telah membaca dan memahami dokumen
keterangan perusahaan berupa profil perusahaan; dan
j. bahwa Nasabah telah membaca dan memahami mekanisme
penyelesaian perselisihan, dan menyetujui pilihan tempat
dalam rangka penyelesaian perselisihan.
(3) Dalam melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) Pialang Berjangka wajib menunjuk Wakil Pialang
Berjangka yang bertugas secara khusus untuk melakukan
verifikasi.

Pasal 4

(1) Sebelum ketentuan dalam Peraturan ini berlaku untuk semua
Pihak, Bappebti terlebih dahulu menetapkan Pihak yang
melakukan Pilot Project dalam rangka pelaksanaan penerimaan
Nasabah secara elektronik on-line hanya untuk transaksi
Kontrak Derivatif selain Kontrak Berjangka dan Kontrak
Derivatif Syariah dalam Sistem Perdagangan Alternatif dengan
volume minimum 0,1 (nol koma satu) lot untuk jangka waktu 1
(satu) tahun sejak Peraturan ini diundangkan berdasarkan
Keputusan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka
Komoditi.

(2) Kontrak Derivatif selain Kontrak Berjangka dan Kontrak
Derivatif Syariah dalam Sistem Perdagangan Alternatif dengan
volume minimum 0,1 (nol koma satu) lot yang diperdagangkan
dalam rangka pelaksanaan penerimaan Nasabah secara
elektronik on-line sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
mendapat persetujuan dari Bappebti.

Pasal 5

Bappebti melakukan evaluasi terhadap aplikasi penerimaan Nasabah secara elektronik on-line setiap 1 (satu) tahun.

Pasal 6

Setiap pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (3) dan pasal 3 ayat (2) dikenakan sanksi administratif sesuai ketentuan yang berlaku.

Pasal 7

Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi ini mulai berlaku pada saat tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala Badan pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 26 November 2012
Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi,
SYAHRUL R. SEMPURNAJAYA

www.bappebti.go.id

11/3/12

"Impianku Jika Jadi Ketua KPK"


Impianku jika jadi Ketua KPK, harus menargetkan pembersihan Korupsi di Tanah Air dengan melakukan "beberapa sasaran tembak" untuk mencegah terjadinya Korupsi di Indonesia.

Yang paling utama adalah para penegak hukum dulu, bagaimana membersihkan Korupsi apabila oknum penegak hukum terlibat melakukannya. 

"Membersihkan Korupsi Harus dengan 'Sapu' yang Bersih" 

1. Penegak Hukum di Indonesia :
                                                            - Kepolisian
                                                            - Kejaksaan
                                                            - Kehakiman
   
   Mengawasi Penggunaan Anggaran ditiap lembaga negara tersebut, tentunya oleh BPK dan BPKP yang mengaudit tiap tahun penggunaan anggaran dananya.
Yang paling ketat diawasin adalah Pejabat BENDAHARA UMUM dimasing-masing lembaga negara ini. Pejabatnya harus dengan rekam jejak yang bersih, tidak takut melawan kepentingan pimpinannya apabila terjadi penyelewengan penggunaan dana dilembaga tersebut. Penempatan dana anggarannya wajib hanya disatu rekening yang mudah untuk diawasi oleh BPK dan BPKP.
Khususnya lembaga PPATK yang memantau direkening bank, apabila terjadi transaksi yang mencurigakan.


2. Di Kementrian Negara penggunaan anggarannya diawasi sama dengan sistim diatas.

3. Di DPR dan DPRD
Oknum yang terlibat, ada laporan juga diawasi dan apabila ada bukti ditindaklanjuti secara hukum.

4. APBD disetiap daerah yang digunakan Bendahara Umum Daerah juga harus diawasi dengan ketat.

5. Di BUMN juga.



Lembaga KPK  mengajukan Draf Undang-Undang untuk "Pembuktian Terbalik" bagi para tersangka korupsi, Denda minimal 5 kali dari Kerugian Negara apabila terbukti [wajib juga keluarga koruptor untuk menanggungnya]  dan Pidananya Minimal 5 tahun keatas. 

Lembaga KPK menerima pengaduan secara online yang telah dilakukan tetapi kurang sosialisasi bagi masyarakat Indonesia apabila menemukan kasus korupsi tentunya dengan bukti yang kuat/sah dan identitas yang resmi.

Lembaga KPK gunakan Sosial Media terutama youtube untuk penanyangan para Koruptor yang sudah terbukti Korupsi biar ada efek malu dan jera, juga hukuman sosial karena hukum pidana yang dijatuhkan belum mengurangi Korupsi di Indonesia.

Lembaga KPK harus tetap ada selamanya, Undang-Undang KPK harus tidak memuat jangka waktu. Karena Apabila DPR dan Presiden berganti ditakutkan Lembaga KPK ini dibekukan dan dihilangkan.

"Menuju Indonesia Lebih Baik"

wasallam.

9/21/12

Pekan Olahraga Nasional [PON-18] XVIII RIAU 9-20 September 2012


PEROLEHAN MEDALI  PON 18 RIAU


No   Kontingen                     Emas          Perak       Perunggu      Jumlah    
============================================================
1.  DKI JAKARTA                                  110               101               112                        323
---------------------------------------------------------------------------------------------
2.  JAWA BARAT                                   99                 79                 101                        279
---------------------------------------------------------------------------------------------
3.  JAWA TIMUR                                  86                  86                 84                         256
---------------------------------------------------------------------------------------------
4.  JAWA TENGAH                               47                  52                 68                         167
---------------------------------------------------------------------------------------------
5. KALIMANTAN TIMUR                  44                  45                 50                        139
---------------------------------------------------------------------------------------------
6.  RIAU                                      43               39                 51                133
---------------------------------------------------------------------------------------------
7. SULAWESI SELATAN                      19                 17                  21                          57
---------------------------------------------------------------------------------------------
8. SUMATERA UTARA                        15                 19                  23                         57 
---------------------------------------------------------------------------------------------
9.  BALI                                                      15                  18                  30                        63
---------------------------------------------------------------------------------------------
10. LAMPUNG                                       15                  9                    10                        34
---------------------------------------------------------------------------------------------
11. SUMATRA BARAT                         12                  12                   25                        49
---------------------------------------------------------------------------------------------
12. NUSA TENGGARA BARAT          11                    5                   8                          24
---------------------------------------------------------------------------------------------
13. SUMATERA SELATAN                 10                   14                 29                        53
---------------------------------------------------------------------------------------------
14. DI YOGYAKARTA                         10                    12                 16                        38
---------------------------------------------------------------------------------------------
15.  PAPUA                                              9                     11                  16                       36
---------------------------------------------------------------------------------------------
16.  KALIMANTAN BARAT                6                      6                   13                       25
---------------------------------------------------------------------------------------------
17.  SULAWESI UTARA                      6                      6                    8                         20        
---------------------------------------------------------------------------------------------
18.  KALIMANTAN TENGAH           6                       4                   6                          16
---------------------------------------------------------------------------------------------
19.  KALIMANTAN SELATAN          5                      12                 19                        36
---------------------------------------------------------------------------------------------
20.  MALUKU                                        4                       10                 5                          19
---------------------------------------------------------------------------------------------
21.  BANTEN                                          4                        8                  18                        30
---------------------------------------------------------------------------------------------
22.  KEPULAUAN RIAU                      4                         1                   5                          10
---------------------------------------------------------------------------------------------
23.  NUSA TENGGARA TIMUR      3                       9                    5                          17
---------------------------------------------------------------------------------------------
24.  JAMBI                                             3                       8                   20                        31
---------------------------------------------------------------------------------------------                                       25.  ACEH                                               3                        5                   18                        26
-------------------------------------------------------------------------------------------------
26.  PAPUA BARAT                            3                        3                    11                        17
---------------------------------------------------------------------------------------------
27.  SULAWESI TENGGARA            3                        0                    2                          5
---------------------------------------------------------------------------------------------
28.  KEP. BANGKA BELITUNG       2                        3                     4                          9
---------------------------------------------------------------------------------------------
29.  GORONTALO                              2                        1                      1                          4
---------------------------------------------------------------------------------------------
30.  SULAWESI TENGAH                1                         1                      1                          3
---------------------------------------------------------------------------------------------
31.  BENGKULU                                 0                        2                      4                          6
---------------------------------------------------------------------------------------------
32.  MALUKU UTARA                      0                        0                       1                         1 
---------------------------------------------------------------------------------------------
33.  SULAWESI BARAT                   0                        0                       0                         0
=================================================================
                              TOTAL              600                598             785             1983





PEROLEHAN MENDALI PROPINSI RIAU PON 18

Cabang Olahraga         Emas        Perak      Perunggu   Jumlah
===================================================
AEROMODELING                    1                   1                    1                    3
--------------------------------------------------------------------------------------------
ANGKAT BERAT                       1                    3                    1                    5
--------------------------------------------------------------------------------------------
ANGKAT BESI                           2                    0                    0                    2
-------------------------------------------------------------------------------------------
ATLETIK                                    1                     3                    2                    6
-------------------------------------------------------------------------------------------
BALAP SEPEDA                        0                     1                    1                     2
-------------------------------------------------------------------------------------------
BERMOTOR                              1                     0                    0                     1
-------------------------------------------------------------------------------------------
BILIAR                                       0                     1                    0                     1
------------------------------------------------------------------------------------------ 
BINARAGA                                1                     1                     0                     2
------------------------------------------------------------------------------------------
BOWLING                                 0                     2                    0                      2
-------------------------------------------------------------------------------------------
CATUR                                       0                     1                     2                      3
------------------------------------------------------------------------------------------
DAYUNG                                    7                     5                     8                      20
-------------------------------------------------------------------------------------------
GOLF                                          0                     0                      3                      3
-------------------------------------------------------------------------------------------
GULAT                                       0                    0                      4                      4
-------------------------------------------------------------------------------------------
JUDO                                          0                    0                      1                       1
-------------------------------------------------------------------------------------------
KARATE                                     1                    0                      0                       1
-------------------------------------------------------------------------------------------
KEMPO                                      1                    0                      1                       2
-------------------------------------------------------------------------------------------
MENEMBAK                             7                     5                     2                       14
-------------------------------------------------------------------------------------------
PANAHAN                                1                     0                      0                        1
-------------------------------------------------------------------------------------------
PANJAT TEBING                    2                    1                       0                        3
-------------------------------------------------------------------------------------------
PARALAYANG                         0                    3                       1                        4
-------------------------------------------------------------------------------------------
 PENCAK SILAT                      2                    0                        1                       3
-------------------------------------------------------------------------------------------
RENANG                                   2                    1                        4                       7
-------------------------------------------------------------------------------------------
 SELAM                                     3                    1                        1                       5
--------------------------------------------------------------------------------------------
SENAM                                     1                     3                        2                      6
--------------------------------------------------------------------------------------------
SEPAKTAKRAW                     0                     1                        0                      1
---------------------------------------------------------------------------------------------
SEPATU RODA                       3                    0                        0                      3
--------------------------------------------------------------------------------------------
SQUASH                                   1                    0                        0                      1
--------------------------------------------------------------------------------------------
TAEKWONDO                         0                    1                        6                      7
-------------------------------------------------------------------------------------------- 
TARUNG DERAJAT               1                     0                       2                      3
--------------------------------------------------------------------------------------------
TENIS                                         1                    1                        2                      4
--------------------------------------------------------------------------------------------
TENIS MEJA                           1                     0                      1                       2
--------------------------------------------------------------------------------------------
TERBANG LAYANG              2                     0                      2                      4 
--------------------------------------------------------------------------------------------
TINJU                                        0                     1                       2                      3
--------------------------------------------------------------------------------------------
WUSHU                                      0                     3                      1                      4
=================================================================                       
                   JUMLAH         43              39             51             133

sumber: www.ponriau2012.com
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...